SEPENGGAL
KISAH PERJALANAN HIDUP AL FAKIR
“Jangan
berputusasa dari rahmatnya Allah SWT”
Hidup adalah perjuangan. Ungkapan inilah yang
selalu tertanam dalam lubuk hati yang terdalam yang juga senantiasa
terngiang-ngiang dalam ingatanku sampai sekarang. Kisah ini persisnya di
pergantian tahun 2016 ke 2017, di permulaan bulan di tahun baru 2017. tepatnya
adalah tanggal 06 Januari 2017. Ia adalah merupakan a’inul Huzni (tahun
kesedihan) bagiku dan keluargaku. Hari-hariku terasa penuh dengan ketidak
pastian, gundah gulana, sedih bercampur cemas, penuh harap semuanya bercampur
aduk rasanya tanpa arah dan tujuan yang pasti seakan akan langit rasanya mau
runtuh ingin menimpaku, bagaimana tidak...! kala itu adalah menjelang penantian
harapan yang sudah lama ditunggu-tunggu dikala
saat bahagia yg sudah dekat di depan mata dengan seketika langsung sirna hilang
dari pelupuk mataku yang berubah menjadi lautan airmata. Peristiwa ini terjadi
diasaat penantian serta harapan yang selama ini saya nanti nantikan yaitu istri
tercinta yang merupakan bahagian dari tulang rusuk penulis, tautan hati, tempat
mencurahkan kasih sayang dan juga anak
saya yang kembar telah diambil oleh
Allah yang maha kuasa dan berkehendak atas tiap-tiap diri hambanya.
Penulis
teringat dengan ungkapan presiden ke 3 RI yaitu Baharuddin Jusuf Habibie
mengatakan bahwa separoh dari hidupku telah hilang. Pantas kalau beliau
ungkapkan seperti itu, karena setelah ditinggal oleh istri beliau tercinta ibu
Ainun beliau sangant merasa kehilangan, dimana sosok yang telah menemani beliau
selama empat puluh delapan tahun baik itu dikala senang maupun susah,
perjuangan dalam menjalani bahtera rumah tangga yang penuh dengan warna warni
kehidupan. Begitulah ungkapan hati yang paling dalam yang spontan dari ucapan
beliau ketika saat itu penulis saksikan dalam program tayangan MATA NAJWA yang
bertema "Habibie Hari ini". Bagaimana tidak seorang istri yang solehah yang setia, senantiasa menjaga, merawat keluarga bukan saja suaminya semata, beliau
merupakan teman berjuang yang senantiasa siap setia mendampingi bukan hanya
waktu senang bahkan dikala kondisi saaat-saat situasi yang benar-benar sulit.
Dalam
artikel ini penulis tidak bisa bercerita banyak mengenai sosok Habibie yang menurut penulis
beliau adalah arang yang sangat inspiratif juga besar jasanya terhadap tanah air tercinta
indonesia. Sampai ada seorang yang penulis temukan menulis tentang beliau dengan judul buku
“orangnya kecil tapi otak semua.” Kalau ingin melihat pelajaran yang banyak
dari sosok beliau dlam menjalani kehidupan berumah tangga kita bisa dapatkan
dalam buku beliau yang berjudul “Habibi Ainun” bahkan sekarang sudah disajikan
dalam bentuk film yang diskajikan dengan menarik ioleh sutradara untuk mengenang kembali sekilas perjalanan perjuangan seorang Habie mulai dari masa lajang hingga ia berkeluarga .
Penulis
bersama istri tercinta yang bernama Nurjamilah resmi menjadi suami istri tanggal 20 maret 2016. setelah itu kami berangkat dari kampung halaman menuju ibukota, menjalani
kehidupan berumah tanggga di daerah yang sama sekali masih asing bagi istri penulis. Beliau adalah sosok yang sangat tegar
dalam menghadap apasaja yang terjadi. Setelah kami menikah alhamdulillah
sebulan kemudian setelah kami periksa ternyata allah memberikan rezeki kepada
kami yaitu janin yang sudah ada dalam kandungan beliau. Selama hamil muda ia
masih mengajar di sebuah sekolah TK Al-Fath yang jaraknya cukup dekat dari
rumah kami tinggal. Karna kandungan yang semakin besar akhirnya saya minta
supaya beliau istirahat dan fokus menjaga kehamilannya.
Pada awalnya beliau
berberat hati dan bahkan menangis ketika saya minta untuk berhenti. Setelah
penulis berikan pemahaman akhirnya beliau mau untuk istirahat. Penulis katakan
bahwa rezeki itu datangnya dari allah dan itu sudah diatur.
sebagaimana yang Allah SWT jelaskan dalam firmannya:
Dan yang telah menentukan kadar masing-masing lalu menunjukkan. QS. Al A'la:3
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang bunyinya:
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)
Ayah yang berusaha,
bunda bantu dengan berdoa, insyaallah rezeki kita tidak akan diambil oleh orang
lain. Jangan takut kalau kita kelaparan karena rezeki kita sudah dijamin oleh
Allah SWT, bahkan binatang melata sekalipun juga sudah ditentukan rezekinya.
Kesibukan
saya sehari-hari selain mengajar juga masih melanjutkan kuliah pogram doktor di
sekolah Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Beliau sanganat mendukung saya untuk menjadi orang yang sukses dalam dunia
akademis. Beliau menginginkan penulis untuk menjadi seorang guru besar. Disela
sela waktu beliau juga masih mengajar anak-anak ngaji di musholla dekat rumah.
Ketika
kami periksa kandungan istri ternyata bayi kami adalah kembar. Seperti pada
umumnya bahwa sebelum lahiran namanya sudah disiapkan yaiti Syamil azzuhri dan
Syafik azzuhri.nama ini lah yg selalu penulis dengar ketika beliau mengelus
perutnya mengajak janin tersebut untuk mendengarkan suara ibunya, degan
panggilan syamil. ketika sibayi lagi aktif bergerak-gerak di perut beliau
selalu meminta kepada penulis untuk di usap-usap perutnya sembari dibacakan
ayat-ayat al-Quran dan shalawatan.
Setelah
penulis melakukan berulang-ulang alhamdulillah kembali normal, sambil bunda
tersenyum tertawa dengan mengatakan: ayaaah,,, syamilnya udah diam, syamil takut sama ayah...
begitulah
yang sering kami lakukan jikalau sikecil lagi aktif dalam kandungan beliau.
Persiapan kelahiran satu persatu sudah
tersedia, mulai dari perlengkapan pakaian bayi, bedak-bedak dan yang lain sudah
disiapkan semua, bahkan baju2nya sudah dicuci disetrika dan sudah ditaruh di
tempat yang mudah dikangkau kalau nanti sudah lahiran.
Ketika
kami sedang berbincang-bincang beliau selalu nanya kemana nanti anak kami akan
di sekolahkan.
Kebersamaann itu berlangsung hanya sepuluh bulan, merupakan kebersamaan cukup singkat bersama istri
tercinta. Nurjamilah sudah mendahului penulis menghadap kepada yang maha Hidu., namun kenangannya itu terasa begitu sukar terlupakan dan mungkin tidak akan bisa sirna dari hadapan penulis walaupun beliau sosok yang sebentar mendampingi penulis namun kenangannya akan penulis bawa sampai ajal yang akan menjemput hingga mempertemukan kami kembali.
Namun seketika yang penulis rasakan adalah bahwa beliau itu seperti pergi kesuatu tempat yang akan kembali bertemu
lagi disuatu saat yang tepat. Yaaa...
disaat yang tepat. Penulis yakin bahwa
beliau memanti penulis untuk kami bersama kembali dialam yang abadi. Bagaimaan penulis tidak sedih dengan kepergian beliau, sebagaimana rasulullah Muhammad SAW juga sedih tatkala ditinggal khadijah istri tercintanya. Ada ungkapan-ungkapan yang sangant berkesan senantiasa terngiang-ngiang sampai
sekarang yang selalu diucapkan ketika penulis tiba di rumah, selepas pulang kuliah maupun selepas mengajar yaitu: “Ayah sudah
Pulang”, kata-kata ini yang diucapkan berulang-ulang dengan nada yang nyaring
lagi keras oleh beliau istriku tercinta. Biasanya nanya-nanya apa oleh-oleh
yang penulis bawa.
Seteh
disambut dengan senyuman dan candaan ringan biasanya setelahnya baru makan
bareng yang memang selalu penulis usahakan supaya bisa makan bersama. menjelang beberapa hari sebelum wafatnya, ada beberapa tindakan yang diluar kebiasaan yang penulis perhatikan seperti: Beliau sangat rindu kepada almarhum ayah kami Sulaiman. sampai disuatu malam beliau bermimpi kata beliau bahwa ayah kami memanggilnya. Dilain waktu juga ketika disaat bersama beliau beberapa kali minta maaf kepada penulis, dengan mengatakan:
Ayaaah bunda mohon maaf, kami telah merepotkan Ayah....
Ya Rabb...
Hamba mohon kepada-Mu jaga dan kasihanilah Istri dan anak hamba tercinta.
kalau Engkau tidak izinkan kami untuk hidup bersama di dunia yang fana ini
satu pintaku ya RAbb...izinkan kami bertemu kembeli dihari yang abadi ...
Amiin ....