Rabu, 26 September 2012
BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANGTUA
BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANGTUA
Penomena Ramadhan
Alhamdulillah padamalam ini adalah malam yang ke-7 bulan Ramadhan sudah genap 6 hari penuh kita menjalani ibadah puasa. Pengalaman yang biasanya terjadi pada masyarakat kita mulai dihari pertama hingga hari ke-3 masih dipadati oleh umat, 10 hari pertama ramadhan kemudian 10 ke-2 Ramadhan mulai berkurang hingga 10 akhir Ramadhan. Ini dapat di umpamakan seperti ibarat jantung pisang yang semakin lama makin sedikit.
Kualitas ibadah seringkali menurun dipenghujung ramadhan, disebabkan karena:
1. Sibuk berbelanja pakaian lebaran
2. Membuat kue lebaran
3. Mudik lebaran dan seterusnya.
Ramadan identik dengan kebiasaan ini terutama di tanah air kita Indonesia
Semua itu tidak salah selama tidak merusak ibadah kita. Akhirnya jama’ah di masjid-masjid semakin maju, yang maju bukan kualitasnya tetapi yang maju shafnya karna jamaah yang semakin sedikit.
Kesuksesan dan keberhasilan kita saat ini tidak terlepas dari cinta dan kasih sayang kedua orangtua, orangtua adalah orang yang harus kita muliyakan kita kasihi dan kita sayangi melibihi dari apa yang kiata cintai baik itu harta suami, istri dan yang lainnya. Dalam suatu riwayat dinukilkan salah seorang sahabat bertanya kepada rasul bernama Alqomahyang membuat hati ibunya sedih akhirnya dia menda[pat kesulitan diakhir sakarotul maut
Salah seorang sahabat lagi bertanya : kepada siapa saya harus berbuat baik, jawab rasul kepada Ibu mu sampai tiga kali*.baru kepada bapak mu.
Bahkan disebutkanjuga bahwa ridhanya Allah adalah merupakan ridhonya orang tua.
Allah juga nengabadikan didalam salah satu surah untuk berbakti kepada orang tua yang terdapat dalam surah Lukman
Jangan merasa bangga dengan kesuksesan yang kita peroleh
Jangan beranggapan rezeki yang kita miliki semata mata hanya karna jerih payah kita sendiri. Barangkali rezekicyang kita peroleh bisajadi doa orangtua kita yang dimustajab oleh Allah, bahkan dikatakan nabi Muhammad SAW ridhonya Allah adalah ridhonya si orangtua kita , atau bisa jadi do’a dari saudara kita yang dikabulkan oleh Alloh. Akan tetapi saudaraku perlu kita pahami bahwa itu semua adalah ujian dari Allah yang dititipkan sementara untuk kita, yang nantinya akan diminta kembali pertanggungjawabannya oleh Allah SWT.
QS Annahal :21 dimana dulunya kita dilahirkan tidak mempunyai apa apa, Alhamdulillah hingga sampai sekaraang ini sudah diberi makanan pakaian dan fasilitas lainnya .
Sebagai tanda pengabdian kita terhadap orangtua ada beberapa yang kita lakukan:
1. Patuh kepada kedua orang tua ( taat Allah Rasul)
“Katakanlah: ‘Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk. ’” (QS. Al A’raf : 158)
2. Cintai dan kasihi melebihi segala yang kita cintai
Dan kami dikenakan manusia tentang orangtuanya, karena ibunya melahirkan dia di atas kelemahan kelemahan, dan penyapihan nya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada saya dan kepada orang tua Anda, bagi saya adalah kedatangan.
(QS. Lukman: 14)
3. Muliakan mereka selama hidup hingga matinya.
(QS. Lukman: 15)
Selasa, 25 September 2012
ta'aruf
assalamualaikum .w.w
PINTA SEORANG ISTRI ...
PINTA SEORANG ISTRI ...
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Kadangkala mungkin tergambar di benak
fikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih diriku menjadi
pasanganmu. Kadang kala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu
denganku, terkadang ku takut perasaan cintamu berubah menjadi benci,
limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan, dan ketenangan pun
berubah menjadi ketegangan.
Suamiku…..
Di saat engkau
masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku
kau abaikan. Waktu di rumah pun, kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu.
Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu. Terkadang ku cari
perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat
salah, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah
SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, “Dan
pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak
menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [QS: An
Nisa' 19].
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang kita
cintai pun berpesan, “Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka
yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri
mereka.” Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali
pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat
(perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan
lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)
Sadarkah engkau bahwa
tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu
bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. Tidaklah sepatutnya bila kau
hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau
sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu.
Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat
kepadamu.
Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan
orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan
hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku
ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang
terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku.
Bukankah
sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib
saat ditanya oleh seseorang, “Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak
perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?” Ali r.a. pun
menjawab, “Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah,
sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan
jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya.” Ku harap
engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan
yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku
sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya
egois telah menguasai dirimu. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah
lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin
Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap
istri, beliaupun menjawab, “Dia memberinya makan ketika ia makan, dan
memberinya pakaian ketika dia berpakaian.” Janganlah engkau keras
terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun tak
pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.
Duhai Suamiku…
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat
kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada
suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah
bahwa, “Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di
singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku
adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta
orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya.” [HR Muslim]. Kudoakan bahwa
engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan
aku adalah permaisuri di istanamu.
Jika engkau ada waktu
ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila
engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan
tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat
putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat
putra-putrinya?
Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.
Wahai Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini…
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku, jadikanlah cinta
ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku
kepada-Mu, hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada
kerinduannya terhadapku, jadikan pula kerinduan terhadapku tidak
melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu. Bila cintaku padanya telah
mengalahkan cintaku kepada-Mu, ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan
aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.
Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta
pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah
pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kokohkanlah ya Allah
ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.Penuhilah
hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah
dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan
bertawakal di jalan-Mu.
Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~
Salam santun dan keep istiqomah ...
--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini
... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon
ampunan ... ----
Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....
Jangan lupa SHARE ya Akhi/ukhti :)
ASSALAMUALAIKUM YANG TERKADANG DIABAIKAN
ASSALAMUALAIKUM
SUAT UCAPAN YANG TERKADANG TERLUPAKAN SEORANG MUSLIM, BAHKAN TERBIASA DENGAN KATA LAIN YANG TERUCAPKAN SEPERTI HALNYA
KETIKA SEDANG MENGANGKAT TELPON DARI TEMAN ATAU SAUDARA YANG LAINNYA.
PADAHAL DALAM SUNNAH RASUL ITU SUATU UCAPAN YANG MULIA.BELIAU SANGAT MENGINDAHKAN KALIMAT SALAM TSB,
SALAM MERUPAKAN SYIAR AGAMA YANG SANGAT DISENANGI RASUL SEBAGAI MANA YANG DINUKILKAN DALAM HADIS-HADIS BELIAU.
MOGA KITA TERMASUK ORANG YANG GEMAR MEMPERBANYAK SALAM.
Langganan:
Postingan (Atom)