Kamis, 23 Mei 2013

DAMPAK POSITIF NEGATIF MEMAKAI TISSUE



JANGAN BOROS MEMAKAI TISSUE …!

Tissu itu salah satu jenis kertas yang telah diolah melalui proses kimiawi. Berarti pembuatannya sama dengan kertas, yaitu kayu keras: sejenis pohon Ek dan kayu lunak: pohon Pinus. Pohon ini bayak penulis jumpai dikala perjalanan menuju kota Jakarta, tepatnya di pegunungan Perbatasan Sumatera Utara dengan Sumatera Barat dekatnya di kampung halaman penulis. Kedua jenis kayu itu dapadukan agar menghasilkan kertas yangg kuat, tapi lembut.

Kembali kepada soal proses pembuatan Tissu yang sering kita gunakan karna sifatnya yang praktis. Bagaimana kertas diubah menjadi tissu? Caranya kertas ditipiskan dengan proses pengeringan dan pengikisan. Hasilnya hingga lebih tipis dan lebih menyerap air.

Lalu, kemudian diproses dengan tekhnologi canggih dengan proses kimiawi. Tisu kemudian siap diberi warna, wewangian, dan dikemas sesuai keinginan. Tisu bukan cuma dibuat dari kertas baru, tapi juga dari kertas bekas daurulang. Nah sekarang coba kita berpikir … Sudah berapa banyak  pohon yang ditebang untuk membuat tisu. Padahal cuma dipakai sekali langsung buang. Wahai Saudaraku …….! bukankah Allah telah menjadikan apa yang ada di alam raya ini menjadi ayat Qouniyah supaya kita mengambil pelajaran dari apa yang telah diciptakan oleh Tuhan. Allah berfirman dalam sebuah ayat apala t’kilun (Hai orang yang memiliki pikiran pandangan)  ini memang cukup ringkas akan tetapi mempunyai arti dan makna yang begitu luas cakupannya yang semestinya kita harus merasa terpanggil oleh teguran Tuhan tersebut.

Dalam surah Al-Imran lebih tegas lagi Allah mengtakan melalui firmannya yang artinya: sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam adalah sebagai tanda-tanda bagi orang yang berpikir.

Nah…Saudaraku yang kucintai karena Allah, coba kita renungkan sudah berapa banyak pohon yang kita habiskan ? sekarang baru kita rasakan dampaknya akibat dari menipisnya cadangan pohon di bumi (hutan) , belumlagi pembalakan liar, yang menyebabkan kerusakan alam secara besar besaran yang akhirnya berakibat alam kurang bersahabat. Allah juga mengingatkan dalam firmannya:


 “ Telahnyata kerusakan didarat dan dilaut akibat ulah tangan manusia

Kembali keta renungkan, air yang  dulunya berkhitmat kepada manusia dengan air bersih yang berlimpah ruah, sekarang sudah jauh dari itu. Hujan yang turun dari langit mengakibatkan banjir karena tidak ada pohon yang menyerap air.

Kita kembali kesejarah dimana orang tua kita dahulu mengatakan kalau musim hujan itu bulan oktober, November, Desember (disebut bulan dober-dober). Kalau kita lihat dizaman kita sekarang ini cuaca sulit di prediksi. Misal BMKG mengatakan cuaca cerah, ternyata tiba-tiba terjadi hujan lebat.


Tissu dapat menghabiskan cadangan pohon yang ada di Hutan Kita

Ternyata untuk sampai ketangan kita tissu banyak sekali berperan dalam menghabiskan pohon di bumi ini. Siapa yang tak kenal tissue, benda ini sangat umum dan  biasa dan digunakan oleh hampir seluruh manusia. Biasanya kita menggunakan tissue untuk membersihkan sesuatu, memegang sesuatu seperti makanan atau benda lainnya, mengelap air mata, dll.  Tapi tahukah anda bahwa tissue juga bisa berbahaya untuk kita dan dunia kita? 

Minggu, 05 Mei 2013

Bagaimanakah Manusia Diuji Menurut al-Qur’an?

Bagaimanakah Manusia Diuji Menurut al-Qur’an?
Pertanyaan
Menurut al-Qur’an bagaimanakah manusia itu diuji?
Jawaban Global
Allah Swt dalam al-Qur’an berfirman, “Aku mencipta manusia supaya Aku menguji di antara mereka siapa yang paling baik amalnya” yang dimaksud dengan ujian dan cobaan yang digeral Tuhan tentu berbeda dengan pelbagai ujian yang diselenggarakan manusia.
Ujian-ujian yang diselenggarakan manusia adalah untuk mengenal lebih baik dan menghilangkan keburaman dan ketidaktahuan. Namun ujian Ilahi sejatinya adalah untuk penempaan dan tarbiyah manusia. Artinya ujian dan cobaan Ilahi adalah ruang-ruang untuk mentarbiyah, menempa dan menyempurnakan manusia.
Allah Swt menggunakan beberapa jalan dan cara untuk menguji manusia sesuai dengan kemampuannya. Terkadang melalui pelbagai kesulitan dan kepelikan hidup, terkadang dengan kebaikan dan keburukan, melalui banyaknya harta dan kekayaan, modal, anak, musibah dan lain sebagainya.
Jawaban Detil
Definisi Ujian Ilahi
Apa yang disebut dalam bahasa kita sebagai “ujian” atau “cobaan” disebutkan dalam ragam redaksi dalam al-Qur’an misalnya, “ibtilâ”, “fitnah”, “tamhish.” Allah Swt dalam al-Qur’an berfirman: Aku mencipta manusia supaya Aku menguji di antara mereka siapa yang paling baik amalnya. “Yang menciptakan mati dan hidup supaya Dia mengujimu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs. Al-Mulk [67]:2)
Yang dimaksud dengan ujian dan cobaan yang digeral Tuhan tentu berbeda dengan pelbagai ujian yang diselenggarakan manusia.
Ujian-ujian yang diselenggarakan manusia adalah untuk mengenal lebih baik dan menghilangkan keburaman dan ketidaktahuan. Namun ujian Ilahi sejatinya adalah untuk penempaan dan tarbiyah manusia.[1] Artinya ujian dan cobaan Ilahi adalah ruang-ruang untuk mentarbiyah, menempa dan menyempurnakan manusia sebagaimana para nabi Ilahi seperti Nabi Ibrahim yang ditempa dengan pelbagai ujian kesulitan dan kepelikan hidup kemudian menggondol makam-makam tertinggi.[2]

Obyek-obyek Ujian Ilahi dalam al-Qur’an
Ujian dan cobaan Ilahi untuk manusia merupakan salah satu sunnahtullah.
Al-Qur’an menyatakan, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Qs. Al-Ankabut [29]:2-3) Terkadang al-Qur’an menyebutkan satu ujian umum yang digelar untuk seluruh hamba Tuhan dengan ungkapan, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Qs. Al-Ankabut [29]:2)
Terkadang al-Qur’an menyingkap satu jenis ujian khusus yang ditujukan untuk orang-orang dan kaum tertentu. Masalah ini yang membentuk satu jenis episode dan kisah-kisah al-Qur’an, misalnya kisah-kisah para nabi dan kaumnya.
Ayat-ayat yang berkisah tentang ujian-ujian umum lebih banyak dari apa yang dapat dikemukakan di sini. Di sini kami hanya akan menyinggung beberapa hal terkait dengan cobaan dan ujian-ujian Ilahi yang disebutkan dalam al-Qur’an:
1.     Pelbagai Kesulitan dan Kepelikan
Allah Swt menguji manusia dengan perantara pelbagai kesulitan dan kepelikan. Allah Swt berfirman, “Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah [2]:155)
Pelbagai kesulitan adalah tungku pembakaran yang memberikan kekuatan dan ketahanan pada besi. Demikian juga manusia dalam tempaan tungku pembakaran pelbagai kesulitan dan kepelikan akan menjadi kokoh dan kuat serta mampu untuk merobohkan pelbagai rintangan yang menghalang di hadapannya dalam upayanya meniti jalan menuju kebahagiaan.
Bencana memiliki efek edukatif dan pembinaan individu dan pembangun masyarakat. Kesulitan hidup akan membangunkan dan mengingatkan manusia yang terlelap. Kesulitan hidup adalah penggerak tekad dan kehendak manusia. Kesulitan-kesulitan hidup adalah laksana pemberi polesan terhadap besi dan baja yang semakin dekat dengan magnet akan membuat orang semakin bulat tekadnya, lebih aktif dan lebih giat. Karena tipologi hidup adalah supaya manusia bertahan di hadapan pelbagai kesulitan dan bersiaga menghadapinya. Kesulitan laksana senyawa kimia yang memiliki tipologi untuk membangkitkan kuiditas dan merubah jiwa dan kepribadian manusia.[3]

2.     Keburukan dan Kebaikan
Sebagaimana al-Qur’an menyatakan, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (Qs. Al-Anbiya [21]:35) Dengan demikian bahkan kebaikan sekali pun juga dapat menjadi sebuah faktor ujian bagi manusia. Misalnya seseorang yang mampu memperoleh kekayaan, harta atau tanggun jawab yang menyebabkan dirinya dihormati dan disanjung namun ia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga mudah menjadi obyek tipu daya setan.

3.     Melimpahnya Karunia
Ujian-ujian Ilahi tidak selamanya dalam bentuk pelbagai peristiwa pelik dan susah melainkan terkadang Tuhan menguji para hamba-Nya dengan karunia yang banyak dan melimpah[4] sebagaimana al-Qur’an menarasikan kisah Nabi Sulaiman, “Tetapi) seseorang yang mempunyai sebuah ilmu dari kitab (samawi) berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhan-ku untuk mencobaku apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhan-ku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”” (Qs. Al-Naml [27]:40)
Kelompok lainnya yang karam dalam samudera anugerah dan segala fasilitas berada dalam jangkaunnya. Ujian mereka adalah apakah dalam kondisi seperti ini untuk menunaikan tugas yaitu bersyukur atas anugerah yang diberikan ini dan menolong orang-orang susah atau tenggelam dalam kelalaian, angkuh, congkak, mementingkan diri sendiri.

4.     Anak-anak
Al-Qur’an menyebutkan, “Dan ketahuilah bahwa harta dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs. Al-Anfal [8]:28)

5.     Iman dan Kafir
Al-Qur’an mengingatkan tentang penjaga neraka dan menyebut jumlah mereka sebanyak sembilan belas malaikat kemudian mengimbuhkan, “Kami tidak menjadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan sebagai cobaan bagi orang-orang kafir supaya ahli kitab (Yahudi dan Kristen) menjadi yakin, supaya iman orang yang beriman bertambah, supaya ahli kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata, “Apakah yang dikehendaki Allah dengan menjelaskan sifat-sifat neraka Saqar itu?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhan-mu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia.” (Qs. Al-Mudattsir [74]:31)

6.     Ornamen dan Hiasan di Muka Bumi
Pada sebuah ayat al-Qur’an disebutkan tentang apa yang terdapat di bumi dipandang sebagai sebuah ujian. “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (Qs. Al-Kahf [18]:7) [IQuest]


[1]. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 1, hal. 527, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Keduapuluh Satu, 1365 S.  
[2]. “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu ia menunaikannya (dengan baik). Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata, “Dan dari keturunanku (juga)?” Allah berfirman, “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Baqarah [2]:124)  
[3]. Diadaptasi dari Pertanyaan No. 2056 (Site: 2418) 
[4]. Tafsir Nemune, jil. 1, hal. 533.