WASPADAI PERANGKAP SYETAN (TIPU MUSLIHAT SYETAN)
Setan adalah musuh bebuyutan manusia semenjak nenek monyang kita
nabi Adam As. Maka hendaklah senantiasa berhati-hati dan waspada terhadap
segala tipu muslihat, perangkap syetan yang mereka lancarkan untuk
menjerumuskan manusia kedalam lembah yang hina. Di antara tipu muslihat yang
mereka terus usahakan untuk menyesatkan manusia adalah melalui celah perbuatan
dosa maksiat dengan berbagai tingkatan dosanya.
Imam Ibnu Qoyyim
Aljauziyah dalam kitabnya “madaarijus Saalikin” telah menjelaskan
berbagai macam jurus tipu muslihat syetan untuk menjerumuskan manusia. Berikut
ini ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan syetan dalam menyasatkan umat
manusia:
Pertama:
Kekufuran dan kesyirikan
Yaitu: ajakan
rayuan syetan kepada manusia agar kufur kepada nikmat Allah Subhanahu Wata’ala,
keluar dari agamanya dan engkar terhadap perintahnya. Di antara perbuatan yang
berbentuk kekufuran yang masih samar bagi kebanyakan manusia adalah ajakan
berbuat kesyirikan.
Syirik merupakan
ajakan dan perangkap syetan yang terbesar untuk menyesatkan manusia, karena
syetan mengetahui bahwa dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah subhanahu
wata’ala.
Apabila syetan ini
menang mampu menggelincirkan manusia dari kebenaran dengan segala perangkapnya,
maka perusuhan antara dia dengan manusia akan berkurang. Namun walaupun begitu
dia akan menjadikan bani Adam yang membuat ajakan dan seruannya trsebut sebagai
bala tentaranya yangdisebut dengan agen-agen syetan. Akn tetapi dihari kiamat
nanti syetan akan berlepas diri dari tanggung jawabnya terhadap manusia
tersebut.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, yang artinya: dan tatkala
perkara (hisab) telah diselesaikan, syetan berkata “sesungguhnya Allah telah
menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu,
tapi aku menyalahinya. Sekali-kali tiada kuasa atasku terhadapmu melainkan
(sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu
janganlah kamu mecerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali
tidak dapat menolongmu dan kamupun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku
tidak membenarkan perbuatanmu menjadikan aku sekutu (bagi Allah) sejak dahulu”
sesungguhnya hamba-hamba yang zalim itu mendapat siksaan yang sangat pedih” (QS. Ibrahim: 22).
Akan tetapi
jikalau manisa bisa selamat dantidak tertipu oleh perangkap syetan tersebut
karena mendapat ilmu dan hidayah dari Allah Subhanahu Wata’ala, meskipun
demikian setan tidakjuga putus asa, dai dia akan terus berusaha dengan langkah
atau cara yang lain. Seperti langkah dibawah ini:
Kedua: Berbuat
Bid’ah
Apabil syetan
gagal menyesatkan manusia dengan cara yang pertama, yakni mensyirikkan manusia,
maka dia akn berusaha manusia dengan cara yang lain, yaitu melalui celah
kebid’ahan. Oleh karenanya wajib bagi tiap muslim mengetahui perbedaan antara
yang sunnah dengan yang bid’ah. Bujukan perangkap syetan langkah yang kedua
ini, bisa dengan cara meyakini sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran,
karenanya Allah mengutus Rasul-rasulnaya untuk
memberikan berita gembira dan ancaman dengan petunjuk yang telah
diturunkan melalui kitab-kitab Nya, yaitu demgam cara membujuk manusia untuk
beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan cara yng tidak diiznkan oleh
Nya.
Dalam hal ini Imam
Sufyan Ats-Tsauri Rahimahulloh berkata: “Bidah lebih disenangi oleh Iblis
daripaada perbuatan maksiat, karena pelaku maksiat pada umumnya masih bisa
bertaubat bagi yang diberi kesempatan oleh Allah, sedangkan orang yang berbuat
bid’ah tidak bertaubat.”
Apila seorang hamba selamat dari perangkap yang ke-dua ini dan ia
mampu melawannya dengan cahaya sunnah, (berpegang teguh dengannya) mengukuti
dan berjalan diatas rel yang diridhai oleh Allah, sebagai mana orang-orang
terbaik dikalangan sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,
maka setan terusmencari cara lain dengan langkah yang ke-tiga.
Ketiga: Dosa Besar
Apabila syetan
gagal menjerumuskan manusia lewat cara yang kedua yakni jalan bid’ah dalam
beribadah, dia akan berusaha menyesatkan manusi dengan cara yang lain lagi,
yaitu mengajak manusia untuk berbuat dosa besar. Jika dia seorang alim yang
menjadi panutan umat, maka dosa yang akan diperbuat tersebar dikalangan umat,
sehingga umat akan lari dan tidak mau mengambil ilmu darinya.(Tafsir Qoyyim h.
613). Sekilas kita kembali kepada sahabat nabi yang bernama Abdullah bin Abbas
berkata: Dosa besar adalah dosa yang ditutup oleh Allah dengan murka, laknat
dan asab nerakaNya.(Tafsir Ath Thabari 5/41).
Maka sudah semestinya setiap muslim untuk menjauhi
dosa-dosa besar, agar selamat dari asab Allah dan ancaman siksaanNya.
Perhatikan firman Allah dengan tegas dikatakan:”Jika kamu menjauhi dosa-dosa
besar diantara dosa-dosa yang dilarang untuk melaksanakannya niscaya akan kami
hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa kecil) dan memasukkan kamu kedalam
stempat yang mulia yaitu surga.” (QS. An Nisa : 31).
Orang mukmin yang
melakukan dosa besar adalah orang yang keimanannya sedang menurun. Apabila ia
meninggal tidak sempat bertaubat dari dosanya, maka perkaranya dikembalikan
kepada Allah Subhanahu Wata’ala tentang keputusan yang akan dijalaninya.
Inilah langkah
yang ketiga yang ditempuh oleh syetan, apabila dengan cara ini juga tidak juga mampu menjerumuskan manusia, maka setan akan
mengambil langkah yang ke-empat, yaitu dengan melakukan dosa-dosa yang paling
kecil.
Ke-Empat: Dosa Kecil
Apabila setan
tidak juga berhasil menjerumuskan manisia lewat dosa besar, tapi perlu kita
ketahui “setan tidak pernah putusasa”ia akan berusaha membujuk untuk melakukan
dosa-dosa kecil yang apa bila dikumpul, lama kelamaan akan dapat membinasakan
diri manusia. (Tafsir Qoyyim h. 613).
Banyak sekali
hadis Rasul yang menerangkan tentang peringatan terhadap dosa-dosa kecil.
Diriwayatkan oleh ummul muminin Aisyah ra. ia berkata: Rasulullah SAW berkata
kepadaku, Wahai Aisyah waspadalah dari meremehkan amal-amalan karena
sesungguhnya amalan-amalan itu akan dituntut oleh allah Subhanahu Wata’ala
untuk dipertanggung jawabkan.” HR Abu Daud , Darimi, Ibnu Hibban dan Ahmad).
Imam Ibnu Bththal ra. Ia berkata:”dosa-dosa kecil apabila banyak
dan dilakukan terus menerus maka lama kelamaan akn menjadi besar juga.”(Fathul
Bari 11/337).
Al Imam Ibnu Qoyyim Syekhul Islam berkata: “setan senantiasa akan
membujuk manusia untuk melakukan dosa kecil sehingga mengaggap enteng dosa
taersebut, maka orang berbuat dosa besar dengan rasa takut masih lebih baik
ketimbang orang yang meremehkan dosa-dosa kecil” (Tafsir Qoyyim h.613).
Abdullah Ibnu Mas’ud Ra. Berkata: seorang mukmin hendaknya
menyikapi dosanya bagaikan orang yang sedang duduk dibawah gunung besar yang
nyaris menimpanya. Sedangkan orang yang fajir melihat dosanya bagaikan lalat
yang hinggap dihidungnya sekali kibas ia akn terbang.” (HR. Bukhari).
Bilal bin Sa’id Rahimahulloh berkata “janganlah engkau melihat
kecilnya dosa, tapi perhatikanlah kepada siapa engkau berbuat maksiat.”