REZEKI MENUNTUT ILMU ITU SELUAS LANGIT DAN BUMI
Apabila kita berbicara tentang rezeki, maka jauh sebelum kita
dilahirkan kedunia ini mulai dari semenjak alam ajali, kita sudah ditetapkan
oleh Allah rezeki bagi tiap-tiap hamba. Apakah
dengan ketetapan (qodo) tersebut sehingga membuat kita menjadi orang yang
bermalas malasan, berpustusasa atau pesimis, bahkan hanya duduk berzikir setiap
saat? tentu sebagai muslim yang cerdas akan menjawab Tidak. Akante tapi rezeki
itu harus dijemput dengan berbagai ikhtiar yang dapat kita upayakan.
Semuanya ini bisa kita capai karena Allah maha rahman rahim sesui
dengan nama Allah “Ar-Rozzaq” (maha pemberi rizki). Apakah yang mesti ia
lakukan untuk memperlancar keinginanan kita hingga mendatangkan rezeki?
Ketahuilah saudaraku sesungguhnya Allah adalah satu-satunya pemberi rizki yang
paling baik, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal itu. Karena Allah Ta’ala
berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ
“Hai
manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang
dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi?” (QS. Fathir:
3).
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ
“Katakanlah:
“Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah:
“Allah.” (QS. Saba’: 24).
Tidak ada yang berserikat dengan Allah dalam memberi rizki. Oleh
karena itu, tidak pantas Allah disekutukan dalam ibadah, tidak pantas Allah
disembah dan diduakan dengan selain. Dalam lanjutan surat Fathir, Allah Ta’ala
berfirman,
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
“Tidak
ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah; maka mengapakah engkau
bisa berpaling (dari perintah beribadah kepada Allah semata)?” (QS. Fathir: 3).
Dalam hal ini
juga kita harus pahami bahwa selain Allah sama sekali tidak dapat memberi
rizki. Allah Ta’ala berfirman:
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ
لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ شَيْئًا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ
“Dan
mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada
mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun).” (QS. An Nahl:
73).
Seandainya
Allah menahan rizki manusia, maka tidak ada selain-Nya yang dapat membuka pintu
rizki tersebut. Allah Ta’ala berfirman:
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا
مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Apa
saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada
seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka
tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2).
Itu memang suatu kebenaran, tidak mungkin ada yang dapat memberikan
makan dan minum ketika Allah menahan
rizki tersebut. Allah memberikan rizki bagi hamba-hambanya tanpa ada kesulitan.
Terutama orang yang bersusah payah dalam menuntut ilmu.
Allah memberi
rizki tanpa ada kesulitan dan sama sekali dan tidak pula terbebani. Ath Thohawi
rahimahullah dalam matan kitab aqidahnya berkata: “Allah itu Maha Pemberi
Rizki dan sama sekali tidak terbebani.” Seandainya semua makhluk meminta
pada Allah, Dia akan memberikan pada mereka dan itu sama sekali tidak akan
mengurangi kerajaan-Nya sedikit pun juga. Dalam hadits qudsi disebutkan, Allah
Ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ
وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ
كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا
يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ
“Wahai
hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan
serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku,
kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan
mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang
menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.” (HR. Muslim no. 2577, dari Abu
Dzar Al Ghifari).
Mengenai hadits
ini, Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits ini memotivasi setiap makhluk
untuk meminta pada Allah dan meminta segala kebutuhan pada-Nya”.
Dalam hadits lain
dikatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Allah
Ta’ala berfirman padaku, ‘Berinfaklah kamu, niscaya Aku akan berinfak
(memberikan ganti) kepadamu.’ Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Pemberian Allah selalu cukup, dan tidak pernah berkurang walaupun
mengalir siang dan malam. Adakah terpikir olehmu, sudah berapa banyakkah yang
diberikan Allah sejak terciptanya langit dan bumi? Sesungguhnya apa yang ada di
Tangan Allah, tidak pernah berkurang karenanya.” (HR. Bukhari
no. 4684 dan Muslim no. 993)
Ibnu Hajar Al
Asqolani rahimahullah berkata: “Allah sungguh Maha Kaya. Allah yang memegang
setiap rizki yang tak terhingga, yakni melebihi apa yang diketahui setiap
makhluk-Nya”.
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ
وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا
“Sesungguhnya
Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya;
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Al Isro’:
30).
Dalam ayat
kedua di atas, di akhir ayat Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Dia
Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”. Ibnu Katsir
menjelaskan maksud penggalan ayat terakhir tersebut, “Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui dan Maha Melihat manakah di antara hamba-Nya yang pantas kaya dan
pantas miskin.” Sebelumnya beliau rahimahullah berkata, “Allah menjadikan kaya
dan miskin bagi siapa saja yang Allah kehendaki. Di balik itu semua ada
hikmah.”
Di tempat lain,
Ibnu Katsir menerangkan firman Allah,
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ
لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ
بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Dan jikalau
Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui
batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan
ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha
Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27). Beliau rahimahullah lantas menjelaskan,“Seandainya
Allah memberi hamba tersebut rizki lebih dari yang mereka butuh , tentu mereka
akan melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan
bertingkah sombong.”
Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan lagi, “Akan tetapi Allah
memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat
manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah
yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang
Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi
mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.”
Dalam sebuah
hadits disebutkan,
إن من عبادى من لا يصلح إيمانه إلا بالغنى
ولو أفقرته لكفر، وإن من عبادى من لا يصلح إيمانه إلا الفقر ولو أغنيته لكفر
“Sesungguhnya
di antara hamba-Ku, keimanan barulah menjadi baik jika Allah memberikan
kekayaan padanya. Seandainya Allah membuat ia miskin, tentu ia akan kufur. Dan
di antara hamba-Ku, keimanan barulah baik jika Allah memberikan kemiskinan
padanya. Seandainya Allah membuat ia kaya, tentu ia akan kufur”. Hadits ini
dinilai dho’if(lemah), namun maknanya adalah shahih karena memiliki dasarshahih
dari surat Asy Syuraa ayat 27.
Dalam hal ini ada 15 tips kunci-kunci rizki yang dikhabarkan kepada
kita oleh Allah dan Rasul-Nya diantaranya adalah:
Berinfak dijalan Allah
Allah berfirman : "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan,
maka Allah akan menggantinya. ialah sebaik-baiknya Pemberi rizki". (QS.
Saba : 39)
Memberi nafkah kepada orang
yang menuntut ilmu
Anas bin Malik berkata :
"Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah r. Salah seorang
mendatangi (menuntut ilmu) pada Rasulullah asw., sedangkan yang lainnya
bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya
itu), maka Beliau nabi Muhammad bersabda : "Mudah-Mudahan engkau diberi
rizki dengan sebab dia". (HSR.Tirmidzi dan Al Hakim, Lihat Shahih Sunan
Tirmidzi).
Dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwa keutamaan hamba yang
membantu penuntut ilmu disebutkan oleh Imam Nawawi ketika membahas masalah
tawakkal dan yakin dalam kitab Riyadhus Sholihin. Beliau membawakan hadits
berikut ini,
Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Pada masa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam ada dua orang bersaudara, yang satu suka datang menemui Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam (untuk menuntut ilmu agama) dan yang lainnya giat
bekerja (supaya saudaranya bisa mendapatkan rezeki, -pen). Kemudian orang yang
giat bekerja mengadu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keadaan
saudaranya itu. Lantas beliau bersabda, “Barangkali engkau mendapatkan rezeki
karena sebab saudaramu (yang rajin belajar itu).” (HR. Tirmidzi no. 2345. Abu
‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Kata Imam Nawawi
sanadnya shahih sesuai syarat Muslim).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Siapa saja yang berkonsentrasi dalam menuntut ilmu dan ingin
menjaga syari’at Islam, maka Allah berarti akan mempermudah dirinya dengan ada
yang akan membantu memenuhi hajatnya.
2- Hadits ini berisi dorongan untuk membantu para ulama dan
penuntut ilmu.
3- Manusia bisa saja dimudahkan rezeki karena sebab membantu
saudaranya yang belajar agama.
4- Boleh mengadukan suatu permasalah kepada penguasa yang mengatur
urusan sebagaimana dalam hadits ini ada yang melaporkan keadaan saudaranya
kepada Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
5- Urusan agama lebih mulia daripada urusan dunia.
6- Namun tetap seorang penuntut ilmui itu bekerja dan tidak terus
bergantung pada orang lain, serta kita tahu bahwa tangan yang di atas lebih
mulia daripada tangan yang di bawah.
7- Yakin dan tawakkal sebab utama mendapatkan kemudahan dari Allah.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sesunggunya rezeki
orang yang menuntut ilmu seluas langit dan bumi, yang Allah bentangkan. Rezeki
akan dimudahkan oleh Allah SWT, selama ia bersungguh-sungguh belajar dan
belajar. Karena menuntut ilmu suatu perintah Allah dan Rasul-Nya yang sudah
barang tentu rezekinya sudah dijamin. Sebagaimana yang Tuhan janjikan kepada
hambanya. Karena Allah sungguh Maha Kaya, Allah yang memegang setiap rizki yang
tak terhingga, yakni melebihi dari yang diketahui oleh setiap makhluk-Nya”.
Wallahu a’lam. Moga bermanfaat dan semakin menyemangati kita untuk
terus menimba ilmu serta beramal sholih.