Senin, 24 Oktober 2016

REZEKI MENUNTUT ILMU SELUAS LANGIT DAN BUMI

REZEKI MENUNTUT ILMU ITU SELUAS LANGIT DAN BUMI



Apabila kita berbicara tentang rezeki, maka jauh sebelum kita dilahirkan kedunia ini mulai dari semenjak alam ajali, kita sudah ditetapkan oleh Allah rezeki bagi  tiap-tiap hamba. Apakah dengan ketetapan (qodo) tersebut sehingga membuat kita menjadi orang yang bermalas malasan, berpustusasa atau pesimis, bahkan hanya duduk berzikir setiap saat? tentu sebagai muslim yang cerdas akan menjawab Tidak. Akante tapi rezeki itu harus dijemput dengan berbagai ikhtiar yang dapat kita upayakan.
Semuanya ini bisa kita capai karena Allah maha rahman rahim sesui dengan nama Allah “Ar-Rozzaq” (maha pemberi rizki). Apakah yang mesti ia lakukan untuk memperlancar keinginanan kita hingga mendatangkan rezeki? Ketahuilah saudaraku sesungguhnya Allah adalah satu-satunya pemberi rizki yang paling baik, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal itu. Karena Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi?” (QS. Fathir: 3).
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ
Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah.” (QS. Saba’: 24).
Tidak ada yang berserikat dengan Allah dalam memberi rizki. Oleh karena itu, tidak pantas Allah disekutukan dalam ibadah, tidak pantas Allah disembah dan diduakan dengan selain. Dalam lanjutan surat Fathir, Allah Ta’ala berfirman,
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
“Tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah; maka mengapakah engkau bisa berpaling (dari perintah beribadah kepada Allah semata)?” (QS. Fathir: 3).
Dalam hal ini juga kita harus pahami bahwa selain Allah sama sekali tidak dapat memberi rizki. Allah Ta’ala berfirman:
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ شَيْئًا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ
“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun).” (QS. An Nahl: 73).
Seandainya Allah menahan rizki manusia, maka tidak ada selain-Nya yang dapat membuka pintu rizki tersebut. Allah Ta’ala berfirman:
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2).
Itu memang suatu kebenaran, tidak mungkin ada yang dapat memberikan makan  dan minum ketika Allah menahan rizki tersebut. Allah memberikan rizki bagi hamba-hambanya tanpa ada kesulitan. Terutama orang yang bersusah payah dalam menuntut ilmu.

Allah memberi rizki tanpa ada kesulitan dan sama sekali dan tidak pula terbebani. Ath Thohawi rahimahullah dalam matan kitab aqidahnya berkata: “Allah itu Maha Pemberi Rizki dan sama sekali tidak terbebani.” Seandainya semua makhluk meminta pada Allah, Dia akan memberikan pada mereka dan itu sama sekali tidak akan mengurangi kerajaan-Nya sedikit pun juga. Dalam hadits qudsi disebutkan, Allah Ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ
“Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.” (HR. Muslim no. 2577, dari Abu Dzar Al Ghifari).
Mengenai hadits ini, Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits ini memotivasi setiap makhluk untuk meminta pada Allah dan meminta segala kebutuhan pada-Nya”.
Dalam hadits lain dikatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Allah Ta’ala berfirman padaku, ‘Berinfaklah kamu, niscaya Aku akan berinfak (memberikan ganti) kepadamu.’ Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pemberian Allah selalu cukup, dan tidak pernah berkurang walaupun mengalir siang dan malam. Adakah terpikir olehmu, sudah berapa banyakkah yang diberikan Allah sejak terciptanya langit dan bumi? Sesungguhnya apa yang ada di Tangan Allah, tidak pernah berkurang karenanya.” (HR. Bukhari no. 4684 dan Muslim no. 993)
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata: “Allah sungguh Maha Kaya. Allah yang memegang setiap rizki yang tak terhingga, yakni melebihi apa yang diketahui setiap makhluk-Nya”.
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا

“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Al Isro’: 30).
Dalam ayat kedua di atas, di akhir ayat Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”. Ibnu Katsir menjelaskan maksud penggalan ayat terakhir tersebut, “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat manakah di antara hamba-Nya yang pantas kaya dan pantas miskin.” Sebelumnya beliau rahimahullah berkata, “Allah menjadikan kaya dan miskin bagi siapa saja yang Allah kehendaki. Di balik itu semua ada hikmah.”
Di tempat lain, Ibnu Katsir menerangkan firman Allah,
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27). Beliau rahimahullah lantas menjelaskan,“Seandainya Allah memberi hamba tersebut rizki lebih dari yang mereka butuh , tentu mereka akan melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan bertingkah sombong.”
Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan lagi, “Akan tetapi Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.”
Dalam sebuah hadits disebutkan,
إن من عبادى من لا يصلح إيمانه إلا بالغنى ولو أفقرته لكفر، وإن من عبادى من لا يصلح إيمانه إلا الفقر ولو أغنيته لكفر
“Sesungguhnya di antara hamba-Ku, keimanan barulah menjadi baik jika Allah memberikan kekayaan padanya. Seandainya Allah membuat ia miskin, tentu ia akan kufur. Dan di antara hamba-Ku, keimanan barulah baik jika Allah memberikan kemiskinan padanya. Seandainya Allah membuat ia kaya, tentu ia akan kufur”. Hadits ini dinilai dho’if(lemah), namun maknanya adalah shahih karena memiliki dasarshahih dari surat Asy Syuraa ayat 27.
Dalam hal ini ada 15 tips kunci-kunci rizki yang dikhabarkan kepada kita oleh Allah dan Rasul-Nya diantaranya adalah:
Berinfak dijalan Allah
Allah berfirman : "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. ialah sebaik-baiknya Pemberi rizki". (QS. Saba : 39)
 Memberi nafkah kepada orang yang menuntut ilmu
Anas bin Malik  berkata : "Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah r. Salah seorang mendatangi (menuntut ilmu) pada Rasulullah asw., sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah  (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu), maka Beliau nabi Muhammad bersabda : "Mudah-Mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia". (HSR.Tirmidzi dan Al Hakim, Lihat Shahih Sunan Tirmidzi).

Dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwa keutamaan hamba yang membantu penuntut ilmu disebutkan oleh Imam Nawawi ketika membahas masalah tawakkal dan yakin dalam kitab Riyadhus Sholihin. Beliau membawakan hadits berikut ini,
Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada dua orang bersaudara, yang satu suka datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (untuk menuntut ilmu agama) dan yang lainnya giat bekerja (supaya saudaranya bisa mendapatkan rezeki, -pen). Kemudian orang yang giat bekerja mengadu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keadaan saudaranya itu. Lantas beliau bersabda, “Barangkali engkau mendapatkan rezeki karena sebab saudaramu (yang rajin belajar itu).” (HR. Tirmidzi no. 2345. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Kata Imam Nawawi sanadnya shahih sesuai syarat Muslim).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Siapa saja yang berkonsentrasi dalam menuntut ilmu dan ingin menjaga syari’at Islam, maka Allah berarti akan mempermudah dirinya dengan ada yang akan membantu memenuhi hajatnya.
2- Hadits ini berisi dorongan untuk membantu para ulama dan penuntut ilmu.
3- Manusia bisa saja dimudahkan rezeki karena sebab membantu saudaranya yang belajar agama.
4- Boleh mengadukan suatu permasalah kepada penguasa yang mengatur urusan sebagaimana dalam hadits ini ada yang melaporkan keadaan saudaranya kepada Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
5- Urusan agama lebih mulia daripada urusan dunia.
6- Namun tetap seorang penuntut ilmui itu bekerja dan tidak terus bergantung pada orang lain, serta kita tahu bahwa tangan yang di atas lebih mulia daripada tangan yang di bawah.
7- Yakin dan tawakkal sebab utama mendapatkan kemudahan dari Allah.

Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sesunggunya rezeki orang yang menuntut ilmu seluas langit dan bumi, yang Allah bentangkan. Rezeki akan dimudahkan oleh Allah SWT, selama ia bersungguh-sungguh belajar dan belajar. Karena menuntut ilmu suatu perintah Allah dan Rasul-Nya yang sudah barang tentu rezekinya sudah dijamin. Sebagaimana yang Tuhan janjikan kepada hambanya. Karena Allah sungguh Maha Kaya, Allah yang memegang setiap rizki yang tak terhingga, yakni melebihi dari yang diketahui oleh setiap makhluk-Nya”.


Wallahu a’lam. Moga bermanfaat dan semakin menyemangati kita untuk terus menimba ilmu serta beramal sholih.

5 komentar:

  1. Terimaksih telah berkunjung di blok saya ini. Mohon masukannya saudaraku untuk yang lebih baik lagi ...

    BalasHapus
  2. ▷ Casino site live bonus and list of all the games you
    Casino online no deposit bonus offers · 1. Wild Reels (Habern Wild) · 2. Triple Tigers (Habern luckyclub Wild) · 3. Jokers (Habern Wild) · 4.

    BalasHapus