PACARAN NO, MENIKAH YESS
Pacaran adalah
suatu yang tidak asing lagi dikalang anak muda sekarang. Bahkan ada dijumpai
dikalangan remaja yang menjadi minder karena tidak punya pacar. Seorang anak
tidak lagi malu memasang foto mesra dengan pacarnya di media sosial (medsos)
dengan adegan mesra layaknya suami istri. Belum lagi penomena ABG yang
berpasangan naik sepeda motor yang akhir-akhir ini juga menjadi terendi.
Ada yang
bilang, punya pacar perlu biar ada yang merhatiin, itu ortu selama ini ngurusin
dianggap apa ya...! Ada juga yang bilang,
pacaran biar ada yang anterin ke sana kemari. Hihihi,,, ini pacar apa
tukang ojek.
Buat yang alasan pacaran
biar semangat belajar..! menurut saya ini nggak adil banget untuk ortu kalian.
kenapa?
Berapa lama sih
kenal pacar? apa yang aja yang sudah diberikan dia? bandingkan dengan
kebersamaan dan apa yang sudah diberikan ortumu. kebersamaan dengan ortu dan
begitu banyak yang sudah mereka berikan. kenapa ortu nggak cukup menjadi
motivasi belajar? atau pacaran perlu biar nggak seperti beli kucing dalam
karung. kenyataannya, lama pacaran nggak menjamin langgeng pernikahan.
Ada remaja yang
jawab pas ditanya kenapa pacaran?
mumpung ada
yang mau, Mbak, atau bolehjadi pacaran
karena gengsi. yang lain sudah punya pacar kok saya belum, kesannya nggak laku.
Satu hal, kualitas dirimu tidak ditentukan oleh apakah kamu punya pacar atau
tidak.
Punya pacar itu
ada resikonya... mood naik turun. kalau pacar nggak perhatian, nggak cantumin
status relationship di FB or twitter. Resiko lain dari pacaran siap-siap patah
hati...
serius! ! ! (dikutip
dari Buku Twitografi, Asma Nadia).
Sangat disayangkan
kalau yang terjadi seperti itu, akan timbul pertanyaan, kemana peran
orangtua..? kemana para pendidik..? apakah sudah tidak peduli dengan nasip
generasi bangsa kita ini, ataukah memeng anak bangsa ini yang tidak mau
diarahkan kejalan yang lurus, sehingga mereka menginginkan kehidupan yang bebas
norma, bebas ekspresi, bebas dalam segala hal yang mereka kehendaki.
Alangkah sangat
disayangkan apabila generasi bangsa ini mengikuti gaya hidup seperti itu sudah barang
tentu akan berujung kepada pergaulan bebas yang akan lebih sadis lagi terjerumus
kepada seks bebas, priseks dan tindakan-tindakan amoral lainnya.
Apakah hukum pacaran dalam pandangan Islam
Segala bentuk
muamalah asalnya adalah boleh, kecuali ada dalil yang melarangnya. Dalam
masalah pacaran ini, ternyata bisa kita dapati bahwasannya ada dalil di dalam
al-Qur’an dan hadits yang melarangnya, ayat tersebut adalah;
وَلاَ تَقْرَبُوا
الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً
“Dan janganlah
kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk” (QS Al-Isra:32)
Sedangkan
haditsnya;
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِي اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ وَلاَ تُسَافِرَنَّ امْرَأَةٌ إِلاَّ وَمَعَهَا
مَحْرَمٌ ( رواه البخاري(
“Dari Ibnu
Abbas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah, ia berkata:
Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan
kecuali beserta ada mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan
musafir kecuali beserta ada mahramnya”. (Muttafaq Alaihi)
Ajaran Islam Melarang Mendekati Zina
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا
تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’ [17] : 32)
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih
keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita
mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas
lebih terlarang.
Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila perantara
kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat dari
maksud pembicaraan.”
Dilihat dari perkataan Asy Syaukani ini, maka kita dapat simpulkan
bahwa setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini
berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang
dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada zina
adalah suatu hal yang terlarang.
Islam Memerintahkan untuk Menundukkan Pandangan
Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan
ketika melihat lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ
لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ
“Katakanlah kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah mereka menundukkan
pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24] : 30 )
Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman,
وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka
menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31)
Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat pertama di atas mengatakan,
”Ayat ini merupakan perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman untuk
menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang haram. Janganlah mereka melihat
kecuali pada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat (yaitu pada istri
dan mahromnya). Hendaklah mereka juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang
haram. Jika memang mereka tiba-tiba melihat sesuatu yang haram itu dengan tidak
sengaja, maka hendaklah mereka memalingkan pandangannya dengan segera.”
Ketika menafsirkan ayat kedua di atas, Ibnu Katsir juga
mengatakan,”Firman Allah (yang artinya) ‘katakanlah kepada wanita-wanita yang
beriman : hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka’ yaitu hendaklah mereka
menundukkannya dari apa yang Allah haramkan dengan melihat kepada orang lain
selain suaminya. Oleh karena itu, mayoritas ulama berpendapat bahwa tidak boleh
seorang wanita melihat laki-laki lain (selain suami atau mahromnya, pen) baik
dengan syahwat dan tanpa syahwat. … Sebagian ulama lainnya berpendapat tentang
bolehnya melihat laki-laki lain dengan tanpa syahwat.”
Lalu bagaimana jika kita tidak sengaja memandang lawan jenis?
Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,
سَأَلْتُ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ
بَصَرِى.
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera
memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770)
Faedah dari menundukkan pandangan, sebagaimana difirmankan Allah
dalam surat An Nur ayat 30 (yang artinya) “yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka” yaitu dengan menundukkan pandangan akan lebih membersihkan hati
dan lebih menjaga agama orang-orang yang beriman. Inilah yang dikatakan oleh
Ibnu Katsir –semoga Allah merahmati beliau- ketika menafsirkan ayat ini.
–Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk menundukkan pandangan sehingga hati
dan agama kita selalu terjaga kesuciannya-
Allah Memerintahkan kepada Wanita untuk Menutup Auratnya
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا
يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59)
وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31).
Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Atho’ bin Abi
Robbah bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.
(Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Amr Abdul Mun’im Salim)
Agama Islam Melarang Berduaan dengan Lawan Jenis
Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ
رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali
jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
، إِلاَّ مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang
tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara
mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh
Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini sohih ligoirihi).
Allah dan
Rasul-Nya telah mewanti-wanti kita semua agar tidak mendekati zina. Yang
dipahami oleh para ulama, bukan berarti yang dilarang hanya “mendekati”nya saja,
sedangkan zinanya adalah boleh. Bukan seperti itu, akan tetapi, mendekatinya
saja dilarang, apalagi perbuatannya. Kita bisa dengan mudah memahaminya dengan
ilustrasi sederhananya seperti ini;
Terdapat sebuah
hutan terlarang di pinggir sebuah desa yang berisi orang-orang baik, kita sebut
saja hutan itu dengan nama “hutan zina”. Hutan tersebut terkenal memiliki buah
yang amat nikmat, yang tidak ditemukan selain di sana. Akan tetapi, rupanya di
hutan yang sama, juga ada hewan buas yang sedang kelaparan, sehingga apabila
ada manusia yang masuk ke dalam hutan tersebut, tentu saja ia akan dimakan oleh
binatang buas itu.
Maka, pemimpin
desa yang tinggal di sekitar hutan tersebut pun memutuskan, untuk dibuat pagar
berjarak 50 meter di sekeliling “hutan zina” itu. Wilayah yang dipagari
tersebut dinamakan “pacaran”. Untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa, warga
pun bersepakat bahwasannya tidak ada yang boleh memasuki wilayah “pacaran”.
Apabila ada yang ternyata terbukti ketahuan memasuki wilayah tersebut, ia akan
mendapatkan hukuman.
Meski tidak
setiap orang yang datang ke wilayah “pacaran” tersebut akan pergi ke “hutan
zina”, akan tetapi ini adalah langkah untuk berjaga-jaga saja. Karena, mungkin
saja orang yang pergi ke situ akan tergoda untuk mencicipi buah segar nan
nikmat itu, sehingga ia akan masuk hutan terlarang tersebut yang berisi
binatang-binatang buas.
Sekarang sudah
paham mengapa Allah melarang pacaran? Sebetulnya ini demi kebaikan kita
sendiri. Karena, ketika seseorang berzina, akan sangat banyak kerusakan yang
terjadi. Baik itu dari fisiknya sendiri, keluarganya yang menanggung malu,
anaknya yang tertular virus jika terkena hingga akhirnya hukuman yang amat
berat menanti di akhirat, apabila ia tidak bertaubat. Sedangkan, perbuatan keji
ini biasanya akan lebih mudah dilakukan oleh orang yang berpacaran.
Dengan dasar dalil
yang dikemukakan tersebut, ditambah dengan pengertian pacaran menurut KBBI,
maka bisa disimpulkan bahwa secara umum, pacaran dilarang di dalam Islam.
Nasehat seorang
motivator yang sudah tidak asing lagi bagi kita yaitu Mario Teguh Golden Ways
15 Maret 2015 dengan tema"Pacaran,
Yes or No". Beliau mengatakan: Untukmu yang sudah letih dengan keraguan
dan penantian waktu yang tepat yang tak pernah datang itu, malam ini
bisikkanlah .
Tuhanku Yang Maha Pemberi Petunjuk, Aku mohon Engkau mengakhiri
kebiasaanku untuk berlama-lama menunggu waktu yang tepat untuk memulai
langkah-langkah untuk menuju impian hatiku.
Janganlah Kau biarkan aku tertukar antara kehati-hatian dan
ketakutan, karena akhirnya aku pun tak tahu apakah penundaanku itu karena aku
bijak atau karena aku sebetulnya takut.
Tuhanku, tidurkanlah aku dalam kedamaian dan bangunkanlah aku esok
pagi dengan kesegeraan yang kuat untuk memulai dari yang bisa kulakukan.
Janganlah Kau biarkan aku mengembalikan diriku kepada keraguan,
setelah rasa yakinku.
Jadikanlah hariku esok, sebagai hari yang ceria dengan keikhlasan
mencoba melakukan yang selama ini dijauhkan dariku oleh rasa takutku.
Sesungguhnya, jika Engkau bersamaku, apakah yang masih kutakuti?
Tuhan, selalu dampingilah aku dalam perjalanan hidup yang sejahtera
dan berbahagia.
Motivasi
mungkin suatu hal yang memiliki tulisan yang ringan tapi makna yang sangat
berat jika benar-benar dimaknai dengan kepastian hidup kita. Terkadang motivasi
runtuh karena kekecewaan sakit hati yang tak berujung ketika pacaran. Pada
malam tadi Pak Mario Teguh memilih tema "Pacaran, Yes or No" seprti
yang kita bahas diatas.
Demikian sekilas
pesan-pesan dari Mario Teguh Golden Ways 15 Maret 2015 "Pacaran, Yes or
No". Bagi saudara saudari yang masih pacaran segeralah ingat pesan Allah
dan Rasul dan bertaubat dengan taubatan nasuha. Saudaraku tidak akan ada amal
shaleh yang di bungkus dengan kemaksiata “pacaran”. Pacaran tidak dikenal dalam
agama kita Islam yang ada adalah ta’aruf bagi kita yang hendak menikah yang
sudah ditentukan juga batasannya. Berjalan berdua saja tanpa mahram termasuk
yang dilarang oleh Nabi, apalagi sampai berjalan berdua-duaan. Memohonlah kepada
Allah supaya di karuniai pasangan yang bisa menghantarkan kita untuk meraih ridha
Allah SWT.
Jadi
jangan pacaran kalau nggak mau sakit
hati, buang-buang waktu, air mata dan energi. Pacaran nggak mendekatkan ke
pintu surga.
Manfaatkan usia
muda bukan untuk pacaran dan galau . tapi gali potensi untuk berprestasi dan
mewujudkan mimpi diri dan orang tua.
Terbukti: pada
akhirnya cinta kasih orangtua dan keluarga yang paling tulus. kenapa harus
mencari yang belum tentu murni?
Jawab dengan
hati yang tenang dan jernih...! Buat dirimu berharga, jadi muslim dan muslimah
yang multi fungsi, berdaya bagi keluarga, bangsa dan umat. waktu nggak terbuang
untuk pacaran.
Gunakan masa
sebelum nikah untuk memperbaiki kualitas diri di hadapan-Nya, menggali potensi
yang ada dalam dirimu. Saya pesan ingat selalu bahwa, laki-laki baik untuk
perempuan yang baik dan itu bisa diraih tanpa
harus dengan berpacaran.
Lalu benarkah
pacaran nggak ada positifnya sama sekali? well, layakkah menempuh hal yang
dilarang-Nya dengan alasan apapun?
Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar