Senin, 24 Oktober 2016

PACARAN NO, MENIKAH YESS

PACARAN NO, MENIKAH YESS
Pacaran adalah suatu yang tidak asing lagi dikalang anak muda sekarang. Bahkan ada dijumpai dikalangan remaja yang menjadi minder karena tidak punya pacar. Seorang anak tidak lagi malu memasang foto mesra dengan pacarnya di media sosial (medsos) dengan adegan mesra layaknya suami istri. Belum lagi penomena ABG yang berpasangan naik sepeda motor yang akhir-akhir ini juga menjadi terendi.
Ada yang bilang, punya pacar perlu biar ada yang merhatiin, itu ortu selama ini ngurusin dianggap apa ya...! Ada juga yang bilang,  pacaran biar ada yang anterin ke sana kemari. Hihihi,,, ini pacar apa tukang ojek.
Buat yang alasan  pacaran biar semangat belajar..! menurut saya ini nggak adil banget untuk ortu kalian. kenapa?
Berapa lama sih kenal pacar? apa yang aja yang sudah diberikan dia? bandingkan dengan kebersamaan dan apa yang sudah diberikan ortumu. kebersamaan dengan ortu dan begitu banyak yang sudah mereka berikan. kenapa ortu nggak cukup menjadi motivasi belajar? atau pacaran perlu biar nggak seperti beli kucing dalam karung. kenyataannya, lama pacaran nggak menjamin langgeng pernikahan.
Ada remaja yang jawab pas ditanya kenapa  pacaran?
mumpung ada yang mau, Mbak, atau  bolehjadi pacaran karena gengsi. yang lain sudah punya pacar kok saya belum, kesannya nggak laku. Satu hal, kualitas dirimu tidak ditentukan oleh apakah kamu punya pacar atau tidak.
Punya pacar itu ada resikonya... mood naik turun. kalau pacar nggak perhatian, nggak cantumin status relationship di FB or twitter. Resiko lain dari pacaran siap-siap patah hati...
serius! ! ! (dikutip dari Buku Twitografi, Asma Nadia).
Sangat disayangkan kalau yang terjadi seperti itu, akan timbul pertanyaan, kemana peran orangtua..? kemana para pendidik..? apakah sudah tidak peduli dengan nasip generasi bangsa kita ini, ataukah memeng anak bangsa ini yang tidak mau diarahkan kejalan yang lurus, sehingga mereka menginginkan kehidupan yang bebas norma, bebas ekspresi, bebas dalam segala hal yang mereka kehendaki.
Alangkah sangat disayangkan apabila generasi bangsa ini mengikuti gaya hidup seperti itu sudah barang tentu akan berujung kepada pergaulan bebas yang akan lebih sadis lagi terjerumus kepada seks bebas, priseks dan tindakan-tindakan amoral lainnya.
Apakah hukum pacaran dalam pandangan Islam
Segala bentuk muamalah asalnya adalah boleh, kecuali ada dalil yang melarangnya. Dalam masalah pacaran ini, ternyata bisa kita dapati bahwasannya ada dalil di dalam al-Qur’an dan hadits yang melarangnya, ayat tersebut adalah;
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS Al-Isra:32)
Sedangkan haditsnya;
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ وَلاَ تُسَافِرَنَّ امْرَأَةٌ إِلاَّ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ ( رواه البخاري(
“Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah, ia berkata: Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali beserta ada mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuali beserta ada mahramnya”. (Muttafaq Alaihi)
Ajaran Islam Melarang Mendekati Zina
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’ [17] : 32)
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.
Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila perantara kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat dari maksud pembicaraan.”
Dilihat dari perkataan Asy Syaukani ini, maka kita dapat simpulkan bahwa setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada zina adalah suatu hal yang terlarang.
Islam Memerintahkan untuk Menundukkan Pandangan

Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika melihat lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ
“Katakanlah kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24] : 30 )
Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31)
Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat pertama di atas mengatakan, ”Ayat ini merupakan perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang haram. Janganlah mereka melihat kecuali pada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat (yaitu pada istri dan mahromnya). Hendaklah mereka juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang haram. Jika memang mereka tiba-tiba melihat sesuatu yang haram itu dengan tidak sengaja, maka hendaklah mereka memalingkan pandangannya dengan segera.”
Ketika menafsirkan ayat kedua di atas, Ibnu Katsir juga mengatakan,”Firman Allah (yang artinya) ‘katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka’ yaitu hendaklah mereka menundukkannya dari apa yang Allah haramkan dengan melihat kepada orang lain selain suaminya. Oleh karena itu, mayoritas ulama berpendapat bahwa tidak boleh seorang wanita melihat laki-laki lain (selain suami atau mahromnya, pen) baik dengan syahwat dan tanpa syahwat. … Sebagian ulama lainnya berpendapat tentang bolehnya melihat laki-laki lain dengan tanpa syahwat.”
Lalu bagaimana jika kita tidak sengaja memandang lawan jenis?

Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770)
Faedah dari menundukkan pandangan, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat An Nur ayat 30 (yang artinya) “yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka” yaitu dengan menundukkan pandangan akan lebih membersihkan hati dan lebih menjaga agama orang-orang yang beriman. Inilah yang dikatakan oleh Ibnu Katsir –semoga Allah merahmati beliau- ketika menafsirkan ayat ini. –Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk menundukkan pandangan sehingga hati dan agama kita selalu terjaga kesuciannya-
Allah Memerintahkan kepada Wanita untuk Menutup Auratnya

Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59)
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31).
Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Atho’ bin Abi Robbah bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan. (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Amr Abdul Mun’im Salim)
Agama Islam Melarang Berduaan dengan Lawan Jenis

Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini sohih ligoirihi).
Allah dan Rasul-Nya telah mewanti-wanti kita semua agar tidak mendekati zina. Yang dipahami oleh para ulama, bukan berarti yang dilarang hanya “mendekati”nya saja, sedangkan zinanya adalah boleh. Bukan seperti itu, akan tetapi, mendekatinya saja dilarang, apalagi perbuatannya. Kita bisa dengan mudah memahaminya dengan ilustrasi sederhananya seperti ini;
Terdapat sebuah hutan terlarang di pinggir sebuah desa yang berisi orang-orang baik, kita sebut saja hutan itu dengan nama “hutan zina”. Hutan tersebut terkenal memiliki buah yang amat nikmat, yang tidak ditemukan selain di sana. Akan tetapi, rupanya di hutan yang sama, juga ada hewan buas yang sedang kelaparan, sehingga apabila ada manusia yang masuk ke dalam hutan tersebut, tentu saja ia akan dimakan oleh binatang buas itu.
Maka, pemimpin desa yang tinggal di sekitar hutan tersebut pun memutuskan, untuk dibuat pagar berjarak 50 meter di sekeliling “hutan zina” itu. Wilayah yang dipagari tersebut dinamakan “pacaran”. Untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa, warga pun bersepakat bahwasannya tidak ada yang boleh memasuki wilayah “pacaran”. Apabila ada yang ternyata terbukti ketahuan memasuki wilayah tersebut, ia akan mendapatkan hukuman.
Meski tidak setiap orang yang datang ke wilayah “pacaran” tersebut akan pergi ke “hutan zina”, akan tetapi ini adalah langkah untuk berjaga-jaga saja. Karena, mungkin saja orang yang pergi ke situ akan tergoda untuk mencicipi buah segar nan nikmat itu, sehingga ia akan masuk hutan terlarang tersebut yang berisi binatang-binatang buas.
Sekarang sudah paham mengapa Allah melarang pacaran? Sebetulnya ini demi kebaikan kita sendiri. Karena, ketika seseorang berzina, akan sangat banyak kerusakan yang terjadi. Baik itu dari fisiknya sendiri, keluarganya yang menanggung malu, anaknya yang tertular virus jika terkena hingga akhirnya hukuman yang amat berat menanti di akhirat, apabila ia tidak bertaubat. Sedangkan, perbuatan keji ini biasanya akan lebih mudah dilakukan oleh orang yang berpacaran.
Dengan dasar dalil yang dikemukakan tersebut, ditambah dengan pengertian pacaran menurut KBBI, maka bisa disimpulkan bahwa secara umum, pacaran dilarang di dalam Islam.
Nasehat seorang motivator yang sudah tidak asing lagi bagi kita yaitu Mario Teguh Golden Ways 15 Maret 2015  dengan tema"Pacaran, Yes or No". Beliau mengatakan: Untukmu yang sudah letih dengan keraguan dan penantian waktu yang tepat yang tak pernah datang itu, malam ini bisikkanlah .
Tuhanku Yang Maha Pemberi Petunjuk, Aku mohon Engkau mengakhiri kebiasaanku untuk berlama-lama menunggu waktu yang tepat untuk memulai langkah-langkah untuk menuju impian hatiku.
Janganlah Kau biarkan aku tertukar antara kehati-hatian dan ketakutan, karena akhirnya aku pun tak tahu apakah penundaanku itu karena aku bijak atau karena aku sebetulnya takut.
Tuhanku, tidurkanlah aku dalam kedamaian dan bangunkanlah aku esok pagi dengan kesegeraan yang kuat untuk memulai dari yang bisa kulakukan.
Janganlah Kau biarkan aku mengembalikan diriku kepada keraguan, setelah rasa yakinku.
Jadikanlah hariku esok, sebagai hari yang ceria dengan keikhlasan mencoba melakukan yang selama ini dijauhkan dariku oleh rasa takutku.
Sesungguhnya, jika Engkau bersamaku, apakah yang masih kutakuti?
Tuhan, selalu dampingilah aku dalam perjalanan hidup yang sejahtera dan berbahagia.
Motivasi mungkin suatu hal yang memiliki tulisan yang ringan tapi makna yang sangat berat jika benar-benar dimaknai dengan kepastian hidup kita. Terkadang motivasi runtuh karena kekecewaan sakit hati yang tak berujung ketika pacaran. Pada malam tadi Pak Mario Teguh memilih tema "Pacaran, Yes or No" seprti yang kita bahas diatas.
Demikian sekilas pesan-pesan dari Mario Teguh Golden Ways 15 Maret 2015 "Pacaran, Yes or No". Bagi saudara saudari yang masih pacaran segeralah ingat pesan Allah dan Rasul dan bertaubat dengan taubatan nasuha. Saudaraku tidak akan ada amal shaleh yang di bungkus dengan kemaksiata “pacaran”. Pacaran tidak dikenal dalam agama kita Islam yang ada adalah ta’aruf bagi kita yang hendak menikah yang sudah ditentukan juga batasannya. Berjalan berdua saja tanpa mahram termasuk yang dilarang oleh Nabi, apalagi sampai berjalan berdua-duaan. Memohonlah kepada Allah supaya di karuniai pasangan yang bisa menghantarkan kita untuk meraih ridha Allah SWT.

Jadi jangan  pacaran kalau nggak mau sakit hati, buang-buang waktu, air mata dan energi. Pacaran nggak mendekatkan ke pintu surga.
Manfaatkan usia muda bukan untuk pacaran dan galau . tapi gali potensi untuk berprestasi dan mewujudkan mimpi diri dan orang tua.
Terbukti: pada akhirnya cinta kasih orangtua dan keluarga yang paling tulus. kenapa harus mencari yang belum tentu murni?
Jawab dengan hati yang tenang dan jernih...! Buat dirimu berharga, jadi muslim dan muslimah yang multi fungsi, berdaya bagi keluarga, bangsa dan umat. waktu nggak terbuang untuk pacaran.
Gunakan masa sebelum nikah untuk memperbaiki kualitas diri di hadapan-Nya, menggali potensi yang ada dalam dirimu. Saya pesan ingat selalu bahwa, laki-laki baik untuk perempuan yang baik dan itu bisa diraih  tanpa harus dengan  berpacaran.
Lalu benarkah pacaran nggak ada positifnya sama sekali? well, layakkah menempuh hal yang dilarang-Nya dengan alasan apapun?




Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar