Rabu, 14 Desember 2016

PERJUANGAN MENUNTUT ILMU



PERJUANGAN MENUNTUT ILMU; Dibalik Kesulitan terdapat Jalan Kemudahan

Menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap manusia.  Tidak terfokus kepada generasi muda saja, menuntut ilmu juga dianjurkan untuk para orang  tua baik  laki-laki maupun perempuan. Mengapa? Karena setiap anak membentuk pribadinya  melalui asuhan orang tua. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Hadis yang artinya “ setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka tugas orang tuanyalah yang akan menjadikannya nasrani, majusi, ataupun yahudi”. Tugas orangtualah yang yang akan mengisi lembaran-lembaran kosong yang terdapat pada diri seorang anak.
Setiap anak akan merekam setiap tindakan orang tua  yang dilihatnya ataupun perkataan  yang di dengarnya tanpa bisa menimbang baik dan buruknya sikap ataupun perkataan tersebut, oleh karena itu hendaknya setiap orang tua mempunyai ilmu yang cukup untuk membentuk karakter dalam pribadi sang anak, karena pelajaran pertama dan paling  utama adalah berasal dari keluarga. Selain keluarga lingkungan juga mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter anak, orang tua yang bijak akan berusaha memilah dan memilih teman dan lingkungan  yang akan menjadikan pribadi anaknya menjadi pribadi yang santun, penyayang, dan menjadi anak yang menghargai orang tua.
Ilmu bukan hanya dapat diperoleh dalam jenjang pendidikan yang formal akan tetapi bisa juga dalam lingkungan pendidikan nonformal. Disetiap sisi-sisi kehidupan terdapat ilmu dan pelajaran. Karena ilmu adalah ibarat  sesuatu barang yang hilang yang hanya dapat ditemukan  dengan usaha dalam memperoleh ilmu , harus ada keistiqomahan dalam memahami setiap ilmu, serta harus dimunculkan  kekuatan dalam menjalankan setiap ilmu yang diperoleh. Ketiga hal tersebut merupan suatu rangkaian untuk memperoleh keberkahan ilmu yang dicari. Tidak ada alasan usia untuk berhenti untuk menuntut ilmu , tidak ada istilah kata tidak mampu untuk berhenti menuntut ilmu, karena banyak orang yang bisa sukses dalam akademisi walaupun berasal dari keluarga kurang mampu. Menuntut ilmu tidak ada kata tidak punya dana untuk berhenti menuntut ilmu, dan tidak ada kata “besok  atau lusa” untuk berhenti  menuntut ilmu. “Allah berfirman dalam surah al-mujadalah ayat 11: Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu beberapa derajat”.
Janji Allah ini merupakan  suatu acuan kepada kita supaya jangan berhenti dalam menuntut ilmu, karena orang yang berilmu akan mampu menyesuaikan dirinya dimanapun dia berada, dengan ilmu seseorang akan mampu menyesuaikan diri dengan orang yang berpendidikan yang sama seperti dirinya, tidak merasa sombong dengan orang yang mempunyai pendidikan dibawahnya, serta tidak canggung bergaul dengan orang awam yang tidak mempunyai pendidikan atau ilmu yang sepadan dengannya.
Menempuh pendidikan dalam rangka untuk mendapatkan ilmu memang menghabiskan rupiah yang tidak sedikit, apalagi ketika kita bicara dalam konteks ke- Indonesiaan yang seolah-olah pendidikan  dewasa ini sudah seperti diperdagangkan. Sangat berbeda dengan negara Arab yang menjamin pendidikan untuk rakyatnya.
Sebegitu mahalkah pendidikan di Indonesia sehingga masih banyak para anak-anak terutama di pelosok desa tidak mampu menyenyam pendidikan yang lebih tinggi, ataukah cara berfikir para orangtua yang masih awam sehingga takut tidak bisa memberikan nafkah yang dibutuhkan sang anak, ataukah kurangnya motivasi orangtua kepada anak untuk menuntut ilmu sehingga anak berfikir menuntut ilmu sudah cukup jika sudah bisa membaca dan menulis dan merasa tidak perlu untuk memperdalam ilmu yang diperoleh tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan tersebut bisa saja terdapat pada diri orangtua dan anak, padahal setiap anak mempunyai potensi masing-masing, tapi sungguh sayang karena kesulitan pembiayaan dana dan awamnya pemikiran tersebut menjadikan potensi yang terdapat pada diri sang anak menjadi laksana tumbuhan layu dan kemudian lenyap sebelum tumbuh besar.
Siapapun yang menuntut ilmu untuk mendapatkan pelajaran dan pengajaran jika dijalani dengan niat ikhlas maka Allah akan memudahkan setiap urusannya, karena hanya dengan ilmulah seseorang akan bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang pantas dan yang tidak pantas, serta membedakan antara yang hak dan yang bathil. Allah akan memberika rezeki kepada setiap hamba dan tidak ada yang luput dari pengawasaan-Nya. Tidak perlu takut harta akan habis jika dipergunakan untuk menuntut ilmu, karena kekuasaan Allah meliputi langit dan bumi dan apa yang apa yang ada diantara keduanya, tidak perlu bersusah hati jika tidak punya dana untuk menuntut ilmu karena Allah  maha kaya akan semuanya.
 Dengan punya niat yang ikhlas untuk  mendapatkan ilmu, mempunya usaha untuk dapat menggapai ilmu, serta percaya bahwa Allah akan membukakan jalan untuk itu, maka Allah akan memberikan nikmatnya dari arah yang tidak kita sangka-sangka, karena Allah menurut prasangka hamba-Nya.

Suatu ketika seorang Syekh memberikan nasehat kepada santrinya yang bernama Ahmad:
Ahamad ...Bila nanri sudah banyak kamu belajar (berilmu), janganlah sekali-kali kamu keluar dari fitrahmu sebagai hamba Allah SWT yang lemah, yang telah dititipkan kepadamu dua sifat, yaitu sifat khilaf dan lupa. ingatlah wahai Ahmad, apabila kamu diamanahkan ilmu oleh Allah yang membuatmu tahu dan paham tentang persoalan itu, jadikanlah itu sebagai perbendaharaan ilmu bagimu, bukan sebagai alat menghujjah atau menjastifikasi siapapun. apabila kamu menerima berita maka pikirkan lah baik-baik apakah ia layak untuk diceritakan. Apabila engkau menceritakan semua yang kamu dengar itu adalah termasuk tanda  kamu gagal dalam belajar.
Ahmad...bila nanti yang kamu ketahui berbeda dengan oranglain, itulah tanda bahwa ilmumu masih sangat sedikit, belajarlah terus, tidak usah terpancing emosi untuk berdebat apalagi nerasa bahwa yang kamu ketahui itulah yang paling baik dan benar.
Ahmad ... ingatlah bahwa kemuliaan hanya milik Allah yang akan diberikan kepada orang yang berhasil mengembalikan fitrah hidupnya sebagai HAMBA ALLAH SWT.

Demikian lah kisah seorang Ustadz denagn santinya semoga kita dapat mengambil pelajaran yang  bermanfaat  dari kisah diatas.



Wallahu A'lam ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar