JANGAN
BOROS MEMAKAI TISSUE …!
Tissu itu salah satu
jenis kertas yang telah diolah melalui proses kimiawi. Berarti pembuatannya
sama dengan kertas, yaitu kayu keras: sejenis pohon Ek dan kayu lunak: pohon Pinus.
Pohon ini bayak penulis jumpai dikala perjalanan menuju kota Jakarta, tepatnya
di pegunungan Perbatasan Sumatera Utara dengan Sumatera Barat dekatnya di
kampung halaman penulis. Kedua jenis kayu itu dapadukan agar menghasilkan
kertas yangg kuat, tapi lembut.
Kembali kepada soal
proses pembuatan Tissu yang sering kita gunakan karna sifatnya yang praktis. Bagaimana
kertas diubah menjadi tissu? Caranya kertas ditipiskan dengan proses pengeringan
dan pengikisan. Hasilnya hingga lebih tipis dan lebih menyerap air.
Lalu, kemudian diproses
dengan tekhnologi canggih dengan proses kimiawi. Tisu kemudian siap diberi
warna, wewangian, dan dikemas sesuai keinginan. Tisu bukan cuma dibuat dari kertas baru, tapi juga
dari kertas bekas daurulang. Nah sekarang coba kita berpikir … Sudah berapa
banyak pohon yang ditebang untuk membuat
tisu. Padahal cuma dipakai sekali langsung buang. Wahai Saudaraku …….! bukankah
Allah telah menjadikan apa yang ada di alam raya ini menjadi ayat Qouniyah supaya kita mengambil
pelajaran dari apa yang telah diciptakan oleh Tuhan. Allah berfirman dalam
sebuah ayat apala t’kilun (Hai orang
yang memiliki pikiran pandangan) ini
memang cukup ringkas akan tetapi mempunyai arti dan makna yang begitu luas
cakupannya yang semestinya kita harus merasa terpanggil oleh teguran Tuhan
tersebut.
Dalam
surah Al-Imran lebih tegas lagi Allah mengtakan melalui firmannya yang artinya:
sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan
malam adalah sebagai tanda-tanda bagi orang yang berpikir.
Nah…Saudaraku
yang kucintai karena Allah, coba kita renungkan sudah berapa banyak pohon yang
kita habiskan ? sekarang baru kita rasakan dampaknya akibat dari menipisnya
cadangan pohon di bumi (hutan) , belumlagi pembalakan liar, yang menyebabkan
kerusakan alam secara besar besaran yang akhirnya berakibat alam kurang bersahabat.
Allah juga mengingatkan dalam firmannya:
“ Telahnyata
kerusakan didarat dan dilaut akibat ulah tangan manusia”
Kembali
keta renungkan, air yang dulunya
berkhitmat kepada manusia dengan air bersih yang berlimpah ruah, sekarang sudah
jauh dari itu. Hujan yang turun dari langit mengakibatkan banjir karena tidak ada
pohon yang menyerap air.
Kita
kembali kesejarah dimana orang tua kita dahulu mengatakan kalau musim hujan itu
bulan oktober, November, Desember (disebut bulan dober-dober). Kalau kita lihat
dizaman kita sekarang ini cuaca sulit di prediksi. Misal BMKG mengatakan cuaca
cerah, ternyata tiba-tiba terjadi hujan lebat.
Tissu dapat menghabiskan cadangan pohon
yang ada di Hutan Kita
Ternyata
untuk sampai ketangan kita tissu banyak sekali berperan dalam menghabiskan
pohon di bumi ini. Siapa yang tak kenal tissue, benda ini sangat umum dan
biasa dan digunakan oleh hampir seluruh manusia. Biasanya kita menggunakan
tissue untuk membersihkan sesuatu, memegang sesuatu seperti makanan atau benda
lainnya, mengelap air mata, dll. Tapi tahukah anda bahwa tissue juga bisa
berbahaya untuk kita dan dunia kita?
Bisa dikatakan penggunaan tissue dalam kehidupan sehari-hari
memang terhitung praktis. Tapi pernahkah terlintas di pikiran kita bagaimana
asal muasal tissue sampai bisa digunakan oleh kita sehari-hari? Tissue mulai
dibuat sekitar tahun 1880-an dari bahan baku kulit kayu yang dijadikan
pulp (bubur kertas) dan sampai sekarang pun bahan baku dalam pembuatan
tissue masih menggunakan kayu. Kayu yang didapat pastinya dari hasil penebangan
pohon- pohon di hutan. Biasanya tissue di Indonesia menggunakan bahan baku dari
pohon
Sadarkah kita bahwa penggunaan tissue yang berlebihan ikut mendukung kerusakan
hutan? Dimisalkan saja kamu menggunakan 10 sheet tissue dalam sehari dari
pemakaian untuk membersihkan tangan, mulut, atau pun hidung disaat sedang
flu.
Apalagi saat sedang flu yang biasanya memerlukan banyak persediaan tissue.
Dalam 1 pack tissue terdapat 20 sheet, dan ternyata dari 1 pohon berumur 6
tahun hanya bisa menghasilkan 2 pack tissue saja, 40 sheet lah jadinya. berarti
dalam 4 hari saja kita sudah menghabiskan 1 pohon. Padahal dari satu pohon itu
bisa menghidupkan sekitar 3 orang. Bayangkan berapa jumlah orang disekitar anda
yang menggunakan tissue setiap harinya. Pasti sangat banyak. Sampai saat ini
pun Indonesia sudah kehilangan sekitar 72% hutan aslinya dan semakin haripun
kerusakan hutan masih tetap berlanjut.
Penggunaan tissue dapat
kita minimalisir dengan beralih menggunakan sapu tangan atau handuk.
Memang penggunaannya tidak sepraktis memakai tissue yang sekali pakai bisa
langsung di buang, sapu tangan harus dicuci agar dapat digunakan kembali. Tapi
lihat saja manfaat penggunaan sapu tangan selain mengurangi kerusakan hutan,
kita juga membantu mengurangi penumpukan sampah. Jika dilihat dari segi
produksinya, menghemat penggunaan tissue dapat mengurangi pemborosan energi dan
air saat proses produksi.
Belum lagi dampak negatif
lainnya dari segi kesehatan yakni dari penggunaan tissue yang
berlebihan. Kita kerap menggunakannya untuk mengambil atau membungkus makanan,
misalnya gorengan, untuk menghindari
tangan kotor atau menyerap minyak yang berlebihan pada makanan tersebut.
Padahal, zat kimia yang
terkandung dalam kertas tissue, dapat bermigrasi ke makanan, kata Sapto Nugroho Hadi, dari
Departemen Biokimia IPB.
Zat ini disebut pemutih klor yang memang ditambahkan dalam pembuatan kertas
tissue agar terlihat lebih putih dan bersih. Zat ini bersifat karsinogenetik
(pemicu kanker). Hal yang sama juga terjadi pada kertas yang lain, entah kertas koran atau majalah,
yang sering dipakai untuk membungkus makanan. Kertas-kertas ini mengandung timbal (Pb) yang
bisa berpindah kemakanan karena panas makanan.Timbal yang masuk ketubuh akan meracuni tubuh dan
menyebabkan beragam gangguan,
dari kondisi pucat sampai
lumpuh.
Dengan mengetahui berbagai plus minus penggunaan tissue mengajak
saudaraku semua untuk mengurangi penggunaan tissue (Hemat)dan mulai beralih menggunakan saputangan sejak detik ini.
Semua berawal dari sesuatu yang sederhana untuk hutan kita, sebab hutan adalah
titipan Sang Pencipta untuk cucu- cucu kita nantinya. Sayangi bumi kita ini, dan juga selamatkan hutan kita yang
menjadi paru-parunya Dunia (memompakan sumber kehidupan).
Yakinalah saudaraku Harapan itu masih ada
Sekarang ada pad adiri kita masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar